Home » , » Debat Capres : Tentang Kebhinekaan Jokowi ( Yang Dipaksakan )

Debat Capres : Tentang Kebhinekaan Jokowi ( Yang Dipaksakan )

Written By dwiky on Wednesday 11 June 2014 | 01:11


--> Warta Negeri - Mengikuti acara depat Capres dan Cawapres yang disiarkan langsung oleh TV Nasional tgl 9 Juni 2014 kemarin sangatlah nenarik. Dari semua paparan visi dan misi oleh kedua pasangan calon kandidat , ada satu hal yang bener-bener sangat menarik perhatian dan masih menjadi pertanyaan dalam hati saya, yaitu tentang contoh yang diberikan oleh salah satu pasangan kandidat tentang Kebhinekaan.

Saya setuju Kebhinekaan adalah harga mati dan ini adalah modal untuk kemajuan bangsa, yang pada malam debat itu salah satu pasangan kandidat memberi contoh ” Lurah Susan ” yang memimpin Lenteng Agung yang warganya mayoritas beragama lain dengan Lurah Susan ,walaupun menimbulkan konflik dan demo dari warga Lenteng Agung ,tapi keputusan tetap ! karena “Lurah Susan ” sudah melewati tahapan-tahapan yang ditetapkan.

Dari contoh inilah timbul pertanyaan dalam diri saya, ” Apakah dapat dibenarkan memaksakan suatu keputusan yang dapat menimbulkan konflik dimasyarakat dengan mengatas namakan kebhinekaan ?? ” Saya percaya dan yakin banyak Lurah-lurah di Jakarta yang baik dan seagama dengan warga Lenteng Agung, kenapa bukan mereka yang dipilih untuk menghindari isu agama?? Saya bukan mempermasalahkan soal siapa dan apa agamanya, tapi kearifan Beliau-beliau yang membuat keputusanlah yang harus bijak, jangan sampai mengatasnamakan kebhinekaan justru malah menimbulkan letupan-letupan dan konflik dimasyarakat , dan kalau hal-hal kecil seperti ini dibiarkan ,saya kawatir suatu saat akan menjadi masalah besar dan justru makin memudar konsep kebhinekaan kita.

Padahal dari paparan visi dan misi soal demokrasi pasangan calon ini sempat memaparkan bahwa ” Demokrasi adalah mendengarkan suara rakyat ” tapi kenapa suara rakyat Lenteng Agung tidak didengarkan ? ( mungkinkah yang dimaksud cukup didengar saja ? )

Akhir kata saya cuma bisa berharap kepada calon pemimpin-pemimpin bangsa, buatlah keputusan yang arif dan bijaksana terutama soal kemajemukan dan kebhinekaan masyarakat kita, jangan memaksakan keputusan yang bisa menimbulkan konflik atau perpecahan kalau ada jalan lain yang lebih baik,jadikanlah kebhinekaan ini modal dan aset untuk kemajuan bangsa .

Share this article :

0 komentar:

Post a Comment

 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Copyright © 2011. Warta Negeri - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger